Prospek Usaha di Bidang Energi Terbarukan – Pandemi global Covid-19 rtp live berdampak pada penurunan permintaan energi, namun tren permintaan konsumen terhadap energi terbarukan menunjukkan peningkatan. Kondisi ini berpotensi untuk dijadikan modal bagi pemulihan ekonomi dan rencana pembangunan ekonomi ke depan.

Data dari IEA Global Energy Review 2020 menunjukkan bahwa permintaan energi global pada kuartal pertama tahun 2020 turun sebesar 3,8 persen. Penurunan permintaan energi terjadi pada sektor batubara (8 persen), gas (5 persen), dan minyak (9 persen). Namun, permintaan energi terbarukan meningkat 0,8 persen.

Begitu juga dengan kebutuhan energi di Indonesia yang mengalami penurunan akibat pandemi Covid-19. Konsumsi listrik April 2020 sebesar 19,39 terra watt hour (TWh), turun 1,67 persen dibanding April 2019. Realisasi konsumsi solar Maret 2020 sebesar 1,32 juta kiloliter, turun 3 persen dibanding Maret 2019.

Di sisi lain, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat pemanfaatan potensi energi terbarukan di Indonesia baru 2,15 persen. Padahal, potensi energi terbarukan Indonesia sebesar 442 gigawatt (GW) atau 6,5 kali lipat dari kapasitas pembangkit saat ini.

Baca juga: 3 Alasan Untuk Mengabaikan Para Pembenci Dan Jurusan Humaniora

Staf Ahli Menteri Lingkungan Hidup dan Tata Ruang Kementerian ESDM Saleh Abdurrahman menilai situasi tersebut menunjukkan peluang bisnis yang sangat menjanjikan di sektor energi terbarukan. Apalagi energi merupakan kebutuhan dasar manusia yang dapat membantu memulihkan perekonomian.

“Pengembangan energi terbarukan merupakan program prioritas dalam mendukung ketahanan energi dan penguatan ekonomi daerah. Ini juga merupakan peluang untuk memperluas peran dan kontribusi sektor energi terbarukan dari hulu ke hilir,” kata Saleh, Kamis (8/6) . /2020).

Untuk mewujudkan target energi baru terbarukan hingga 23 persen dari total energi yang dihasilkan pada 2025, kata Saleh, perlu penguatan kerja sama antara pemerintah, industri, pengembang startup, dan perguruan tinggi. Kerjasama ini bertujuan untuk menemukan ide-ide terbaru yang dapat mengoptimalkan penggunaan energi terbarukan.

Pemaparan tersebut dibahas dalam webinar yang diselenggarakan oleh Shell Indonesia dan Institut Teknologi Bandung bertajuk “Pengusaha Muda Sebagai Agen Perubahan di Industri Energi Indonesia”. Turut hadir sebagai narasumber antara lain Direktur Utama Medco Power Indonesia Eka Satria; Presiden Direktur PT Xurya Daya Indonesia Eka Himawan; dan Direktur Lembaga Ekonomi dan Bisnis Rakyat, Tri Mumpuni.

Eka Satria mengatakan optimalisasi pemanfaatan energi terbarukan di Indonesia masih menghadapi tantangan. Salah satunya mencari energi murah, tapi tidak memikirkan dampak emisi ke depan yang justru akan menimbulkan biaya tinggi.

“Untuk itu, diperlukan dukungan kuat pemerintah untuk mendorong penggunaan energi terbarukan. Penting juga ada permintaan dari masyarakat yang sadar menggunakan energi bersih sehingga pada akhirnya kita mendapatkan energi yang ramah lingkungan,” ujar Eka.

Perkembangan manusia

Tri Mumpuni mengatakan, sektor energi server thailand terbarukan memang menjadi peluang bisnis yang menjanjikan bagi generasi muda. Tidak hanya untuk mendapatkan keuntungan finansial, tetapi juga untuk memberikan dampak positif bagi kemajuan bangsa.

Dalam memaksimalkan penggunaan energi terbarukan, kata Tri, yang pertama harus dibangun adalah manusia sebelum membangun infrastruktur. Mulai dari mengenalkan energi terbarukan, apa manfaatnya bagi kehidupan sosial dan ekonomi, hingga akhirnya masyarakat mau terjun langsung untuk menggunakannya.

“Misalnya masyarakat di Sumba, Nusa Tenggara Timur. Sekarang mereka memiliki pusat kegiatan ekonomi koperasi, dimana listrik dapat mengeringkan kacang mete sehingga ada nilai tambah pada produk mereka. Ini harus dibangun,” kata Tri.